Pembinaan Da’i dan Da’iyah: Mewujudkan Masyarakat Maju dan Religi
Polewali, (KemenagPolmanNEWS) – Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Polewali Mandar menggelar kegiatan pembinaan bagi para da’i dan da’iyah dengan tema “Melalui Kegiatan Pembinaan Da’i dan Da’iyah, Kita Wujudkan Masyarakat Maju dan Religi.” Kegiatan dilaksanakan dilaksanakan di Aula Cafe Batistuta Manding, Kamis, 06 Feb 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah narasumber penting, yakni Kepala Kantor Kemenag Polewali Mandar, Dr. H. Imran K. Kesa, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Polewali Mandar, KH. Syahid Rasyid, serta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Polewali Mandar, Dr. Aco Musaddad. Acara ini dipimpin oleh Ketua Panitia yang juga merupakan Kepala Seksi Bimas Islam, Abd. Haris Nawawi.
Sebanyak 40 peserta dari kalangan da’i dan da’iyah yang berasal dari berbagai organisasi masyarakat turut serta dalam kegiatan ini.
Peran Da’i di Era Modern
Kepala Kantor Kemenag Polewali Mandar, Dr. Imran K. Kesa, secara resmi membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya peran da’i dan da’iyah dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.“Para da’i dan da’iyah tidak hanya berdakwah di darat, tetapi juga bisa menjangkau laut dan udara (Online). Perubahan zaman yang begitu cepat menuntut para pendakwah untuk memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini,” ujarnya.
Dr. Imran juga mengingatkan bahwa masjid dan majelis taklim adalah tempat yang baik untuk berdakwah, tetapi ekspansi ke berbagai tempat lain juga perlu dilakukan.
“Kita ingin para da’i tidak hanya berdakwah di masjid dan majelis taklim, tetapi juga masuk ke pasar-pasar. Sentuhan dakwah harus dilakukan dari pasar ke pasar, sehingga nilai-nilai agama dapat tersebar luas di masyarakat,” tambahnya.
Dukungan Fasilitas bagi Para Da’i
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Imran juga menyoroti pentingnya dukungan dari pemerintah dalam memfasilitasi para da’i agar dapat menjangkau daerah-daerah terpencil.
“Negara harus hadir dalam memberikan fasilitas, minimal kendaraan motor untuk para da’i yang harus naik turun gunung dan melakukan manuver dalam menyebarkan kebaikan. Sebagai penyuluh, mereka memiliki misi untuk membawa perubahan positif di tengah masyarakat,” tegasnya.
Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan para da’i dan da’iyah dapat menjadi garda terdepan dalam membangun masyarakat yang lebih maju dan religius. Pendekatan dakwah yang inovatif dan fleksibel diharapkan mampu menjawab tantangan zaman serta membawa dampak positif bagi kehidupan beragama di Indonesia.
![](http://kemenagpolewalimandar.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG20250206082024-300x225.jpg)